Minggu, Februari 24, 2008

Jepang Selintas Kilas (2)

Bendera Jepang disebut hinomaru, yaitu berupa bulatan merah pada latar-belakang putih. Lagu kebangsaan Jepang adalah Kimigayo. Lagu kebangsaan amat jarang diperdengarkan, kecuali pada upacara-upacara resmi tertentu saja.
Kapan Hari Nasional Jepang ? Hari Nasional Jepang berganti-ganti, lho kok gitu ? Ternyata Hari Nasional diambil dari hari ulang tahun Kaisar yang sedang bertakhta. Dewasa ini, Hari Nasional Jepang adalah tanggal 23 Desember, yaitu hari ulang tahun Kaisar Akihito.
Agaknya hampir semua orang tahu bahwa Jepang adalah negara industri, itu 'berkat' sedikitnya luas daratan di Jepang yang bisa dijadikan tanah pertanian. Meskipun demikian, Jepang berhasil berswa-sembada beras, artinya beras yang dihasilkan para petaninya sudah bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri ! Pertanian Jepang memeng menghasilkan sayuran dan buah-buahan, tapi Jepang masih perlu mengimpor berbagai kebutuhan pangannya. Perikanan berkembang baik karena rakyat Jepang mengkonsumsi banyak sekali hasil laut, terutama ikan, yang sebagian juga masih diimpor. Banyaknya konsumsi ikan laut konon membuat rakyat Jepang relatif lebih sehat daripada masyarakat yang banyak makan daging..! ?
Kekuatan ekonomi Jepang sebagian besar bertumpu pada industrinya. Hasil industrinya yang terkenal adalah antara lain, mobil, barang-barang elektronik, peralatan/perkakas yang dijalankan listrik, mesin-mesin, bahan kimia, tekstil, barang-barang keperluan rumah-tangga, dll. Untuk keperluan energinya, Jepang masih banyak mengimpor kebutuhannya dari luar negeri, yaitu gas alam cair (sebagian dari Indonesia) dan minyak bumi. Perdagangan merupakan tonggak ekonomi Jepang. Indonesia adalah salah satu mitra dagang Jepang yang penting.

Senin, Februari 18, 2008

BUDAYA POP JEPANG

BUDAYA POP JEPANG MERAMBAH DUNIA

Dulu secara sosial-budaya Jepang dikenal melalui gambar Gunung Fuji, para wanita berkimono yang berjalan dengan langkah-langkah pendek agak tergopoh-gopoh, bunga sakura. Dewasa ini citra Jepang sudah berubah, sebutan kata “Jepang” terasosiasi dengan manga (komik Jepang), anime (film kartun khas Jepang), fashion ala Harajuku, beraneka games dan sebagainya.

Apa saja unsur-unsur yang membentuk budaya kontemporer Jepang ? Untuk menjawab pertanyaan ini, diperlukan sebuah uraian tentang proses bagaimana Jepang menyerap, mengolah dan membentuk kembali berbagai unsur budaya asing. Selama zaman kuno dan abad pertengahan, Jepang menerima dan menyerap berbagai unsur budaya dari benua Asia, Di zaman modern, Jepang menyerap budaya dari Barat, dan pasca Perang Dunia ke-2 Jepang menyerap budaya dari Amerika Serikat. Unsur-unsur budaya asing yang diserapnya itu, lalu ditafsirkan dari perspektif lain, dan kemudian dibentuk kembali menjadi bentuk dan gaya yang baru, segala sesuatu itu dijepangkan.

Terkadang orang mengatakan bahwa budaya kontemporer Jepang seperti manga, anime, dan games, hanyalah kesinambungan dari sebuah tradisi yang dimulai dengan munculnya gambar-gambar beber dengan cerita yang berbau keagamaan dari abad ke-12 serta cukilan blok kayu ukiyo-e dari masa Edo (1868-1902). Namun, secara lebih jelas tampaklah bahwa akar langsung budaya pop Jepang dapat ditelusuri bermula dari komik-komik dan animasi asing impor setelah masa modernisasi yang dilakukan mulai akhir abad ke-19 dan seterusnya, khususnya pengaruh dari Amerika Serikat setelah Perang Dunia ke-2.

Budaya pop Jepang diperkirakan lahir pada tahun-tahun 1960-an ketika Jepang sedang giat berkembang dengan media massanya, dengan produksi massal dan pasar konsumsi besar-besaran. Perkembangannya kemudian didorong pesat oleh munculnya teknologi komunikasi digital (misalnya internet). Ya, budaya pop Jepang telah menjadi budaya massal global yang didukung oleh anak-anak, kaum remaja dan kaum muda. Sebagai contoh, kata “kawaii” yang artinya bagus, cantik, indah, imut-imut, lucu, menggemaskan dan sebangsanya, telah mendunia di kalangan kawula muda, terutama remaja wanita.

Budaya pop Jepang telah menjadi budaya global umum, mengubah cara orang menghibur diri dan berkomunikasi (bersambung)....


Ujian Kemampuan Bahasa Jepang

Setiap tahun di 7 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Padang dan Medan diadakan pelaksanaan Ujian Kemampuan Bahasa Jepang oleh The Japan Foundation, bekerjasama dengan berbagai lembaga di Indonesia. Ada 4 tingkatan dalam Ujian ini. Peserta boleh memilih apakah akan ikut Level 4 (terendah) atau 3, atau Level 2, atau Level tertinggi Satu. Ujian tertulis dan mendengarkan, mencakup berbagai kemampuan berbahasa (tata-bahasa, perbendaharaan kata, kemampuan mendengar, dll.).
Para peminat dapat menghubungi kantor The Japan Foundation di Jakarta untuk keterangan rinci dan pendaftaran. Ujian biasanya berlangsung dalam bulan Desember, sedangkan pendaftaran sekitar pertengahan tahun.
The Japan Foundation :
Gedung Summitmas I lt. 3
Jl. Jend. Sudirman kav. 61-62
Jakarta Selatan -- telp. 021-525.1750